Sunday, February 06, 2005

Sakura

Kutatap kuncup "sakura". Kunihilkan ruang dan waktu. Sakura hadir. Detail. Indah. Anggun. Senyum. Tulus. Bening. Semua yang telah menawan jiwaku. Kali ini kutangkap detail yang lain. Ia berkisah. Kehidupan yang keras dan penuh tipu menghisapnya. Membiusnya. Sakura terlena. Termakan oleh angkara, terhempas, dicampakkan, dan dia sendiri harus menjinjing semuanya.

Dukamu dalam. menghujam. enggan aku turut menjenguknya, karena aku pernah terperosok di sana. Tidak hanya tubuhmu yang terkena, tetapi juga diri dan jiwamu, termakan oleh semua yang menyertainya.
Kau tawarkan senyum. sedikit. tuk bertutur ke sahabatmu ini "I will be fine". Sakura, aku terharu dan bangga dengan kuat mu. Tetapi jangan tahan airmata dan tangismu hanya untuk membuat sahabatmu senang. Tumpahkan airmatamu sampai angin menyekanya, pekikkan teriak protesmu, sampai sunyi mengantunginya. Dengungkan tangismu, sampai mereka yang hanya tahu berria-ria mendengarnya.

Jika belum mampu melupakan atau memaafkan, janganlah dipaksakan. Karena itu hanya menyisakan luka. Kehidupan kadang memang begitu. Kalau seluruh tubuhmu ingin berontak dan menikam balas, lakukan saja. Tetapi kalau semua usaha tak berguna, diamkan saja, sampai kehidupan malu menatapmu.

Akupun belum bisa menawarkan apa-apa. Tetapi mudah-mudahan kita melihat misteri yang tidak akan pernah mampu dilihat oleh mereka-mereka yang disana. Mudah-mudaha ini bukan sekedar penghiburan, untuk lari dari kedalaman ini.

Sakura, jangan biarkan layu wajahmu. Andaikan kehidupan tetap diam, tidak ada salahnya kita tetap tersenyum. Siapa tahu untaian senyum kita justru menghibur kehidupan, yang mungkin sudah letih menyaksikan semua kisah yang dikandungnya.

.....diam menemani sahabat yang berduka..dalam!